Kamis, Agustus 18, 2011

Sayangi Tulang Dengan Pola Makan

Penyakit keropos tulang atau osteoporosis pada masa-masa mendatang akan menjadi salah satu penyakit serius di kalangan penduduk Asia. Tahun 2050 diperkirakan 50 persen kasus osteoporosis di dunia akan terjadi di Asia. Selain karena usia harapan hidup penduduk makin tinggi, gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi pemicunya.
Padahal, osteporosis sebenarnya sangat mudah dicegah, yakni dengan menjaga kesehatan tulang sejak usia muda. Dengan menjalankan aktivitas olahraga dan nutrisi yang baik, kalsium, ditambah paparan sinar matahari pagi yang cukup agar vitamin D berproduksi di tubuh, sudah bisa menguatkan tulang.

Menurut dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjaga kesehatan tulang harus dimulai sejak masa anak-anak. "Begitu kita memasuki usia 30 tahun, kepadatan tulang akan berkurang karena kecepatan siklus regenerasi tulang lebih lambat dari pada proses penghancurannya," katanya.
Terkait dengan kebutuhan nutrisi, Fiastuti menjelaskan nutrisi yang diasup sebaiknya tidak berlebihan dan memperhatikan prinsip gizi seimbang. "Bila pola makan kita terlalu banyak lemak, ia akan berikatan dengan kalsium sehingga menghambat penyerapan kalsium," paparnya dalam acara Peringatan 10 Tahun Kerjasama Anlene dengan Perwatusi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Protein juga sebaiknya tidak berlebihan karena akan menyebabkan pengeluaran kalsium berlebih. "Hindari pula makanan yang mengandung sodium atau garam tinggi karena akan meningkatkan pengeluaran kalsium," ujarnya.
Tulang yang kuat juga harus ditunjang dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup. Di Indonesia, asupan kalsium masyarakat dinilai masih rendah. Hingga kini, konsumsi kalsium rata-rata masyarakat Indonesia diketahui sekitar 254 mg per hari, masih jauh di bawah standar internasional yang menyarankan konsumsi kalsium untuk orang dewasa sebesar 1.000-1.200 mg per hari.
"Kalsium memang banyak sumbernya, tetapi yang mudah diserap tubuh adalah yang berasal dari susu karena ada laktosanya," imbuh dokter dari MRCCC Siloam Semanggi ini.
Namun konsumsi kalsium saja tidak cukup, tanpa diimbangi olahraga yang sesuai. Olahraga yang sesuai adalah yang mendukung berat tubuh (weight bearing) misalnya berjalan kaki atau angkat beban.

Beda Pengapuran Dan Osteoporosis


Banyak masyarakat di negeri ini yang belum memahami betul perbedaan antara penyakit pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan (osteoporosis). Maklum, dampak dari kedua penyakit itu memiliki kemiripan, yakni tulang mudah patah. Lebih dari itu, kedua penyakit itu kerap menyerang manusia berusia lanjut.
Namun, secara umum, perbedaan penyakit pengapuran dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang. Penyakit pengapuran merupakan penyakit degeneratif yang menyerang bagian persendian tubuh, sedangkan osteoporosis menyerang tulang tubuh seseorang.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit tulang keropos. Maklum, sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan. Sebagai catatan saja, massa tulang terdiri dari kalsium serta senyawa kolagen yang berfungsi ibarat semen bagi tulang."Kalau massa tulang berkurang, tulang menjadi tidak padat," ungkap Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone, Jakarta.
Akibatnya, tulang menjadi tidak kuat menahan beban berat. Bahkan, benturan ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang. Itu sebabnya, bagi Anda yang telah berusia lanjut, sebaiknya berhati-hati ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Satu di antara tempat aktivitas sehari-hari yang berbahaya bagi penderita osteoporosis adalah kamar mandi. "Orang tua penderita osteoporosis harus hati-hati di kamar mandi. Bila terpeleset, bisa menimbulkan patah tulang, misalkan tulang pinggul," tandas Suhanto Kasmali, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Penanganan penderita penyakit osteoarthritis dan osteoporosis pun berbeda. Untuk antisipasi osteoporosis, sebaiknya menambah jumlah asupan kalsium sejak usia muda, misalnya mengonsumsi susu atau ikan teri. Kadang, suplemen kalsium juga dapat dikonsumsi.
Hanya saja, timpal Mulyadi, konsumsi suplemen dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping yang juga berbahaya. Misalnya, akan menyebabkan terbentuknya batu di saluran kemih, serta peningkatan risiko stroke dan serangan jantung. "Berdasarkan hasil penelitian di Selandia Baru, wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium secara rutin dalam jumlah banyak terkena stroke dan serangan jantung," kata dia.
Namun, penderita osteoporosis masih dapat melakukan aktivitas fisik, meski dengan beban yang terkontrol alias tidak terlalu berat. Dus, mereka yang mengidap penyakit ini dapat melakukan senam khusus osteoporosis yang bertujuan untuk membiasakan tulang tubuh menahan beban dan penguatan otot.
Selain olahraga ringan, jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin yang cukup. Asupan vitamin yang diperlukan bagi penderita osteoporosis, antara lain vitamin D, C, B6, B12, dan folat. Sementara mineral yang dibutuhkan, seperti magnesium dan kalsium.
Sementara itu, penanganan penderita osteoarthritis terbilang lebih rumit karena sifatnya simtomatik, kadang tergantung derajat kerusakan sendinya. Untuk mengurangi rasa nyeri, suntikan kortikosteroid lokal perlu diberikan kepada penderitanya.
"Tapi, ada baiknya kortikosteroid jangan diberikan secara oral kepada penderita pengapuran karena tulang akan semakin menjadi keropos," tandas Mulyadi.
Penderita pengapuran juga dapat melakukan pemanasan atau fisioterapi di permukaan kulit, di atas sendi yang mengalami gangguan, antara lain dengan gelombang pendek atau gelombang ultra suara, hingga pemanasan melalui media air atau hydrotherapy.
Asupan Omega 3 yang banyak ditemukan dari ikan, seperti salmon, tuna, serta ikan teri, bagus untuk dikonsumsi penderita osteoarthritis. Selain itu, buah pisang, wortel, serta nanas juga dianjurkan untuk dikonsumsi. "Nanas itu mengandung enzim bromelin, bagus untuk mengurangi radang sendi," tutur Suhanto. 

Beda Keropos Tulang Dengan Osteoporosis


Banyak masyarakat di negeri ini yang belum memahami betul perbedaan antara penyakit pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan (osteoporosis). Maklum, dampak dari kedua penyakit itu memiliki kemiripan, yakni tulang mudah patah. Lebih dari itu, kedua penyakit itu kerap menyerang manusia berusia lanjut.
Namun, secara umum, perbedaan penyakit pengapuran dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang. Penyakit pengapuran merupakan penyakit degeneratif yang menyerang bagian persendian tubuh, sedangkan osteoporosis menyerang tulang tubuh seseorang.
"Kalau massa tulang berkurang, tulang menjadi tidak padat," ungkap Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone, Jakarta.Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit tulang keropos. Maklum, sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan. Sebagai catatan saja, massa tulang terdiri dari kalsium serta senyawa kolagen yang berfungsi ibarat semen bagi tulang.
Akibatnya, tulang menjadi tidak kuat menahan beban berat. Bahkan, benturan ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang. Itu sebabnya, bagi Anda yang telah berusia lanjut, sebaiknya berhati-hati ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Satu di antara tempat aktivitas sehari-hari yang berbahaya bagi penderita osteoporosis adalah kamar mandi. "Orang tua penderita osteoporosis harus hati-hati di kamar mandi. Bila terpeleset, bisa menimbulkan patah tulang, misalkan tulang pinggul," tandas Suhanto Kasmali, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Penanganan penderita penyakit osteoarthritis dan osteoporosis pun berbeda. Untuk antisipasi osteoporosis, sebaiknya menambah jumlah asupan kalsium sejak usia muda, misalnya mengonsumsi susu atau ikan teri. Kadang, suplemen kalsium juga dapat dikonsumsi.
Hanya saja, timpal Mulyadi, konsumsi suplemen dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping yang juga berbahaya. Misalnya, akan menyebabkan terbentuknya batu di saluran kemih, serta peningkatan risiko stroke dan serangan jantung. "Berdasarkan hasil penelitian di Selandia Baru, wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium secara rutin dalam jumlah banyak terkena stroke dan serangan jantung," kata dia.
Namun, penderita osteoporosis masih dapat melakukan aktivitas fisik, meski dengan beban yang terkontrol alias tidak terlalu berat. Dus, mereka yang mengidap penyakit ini dapat melakukan senam khusus osteoporosis yang bertujuan untuk membiasakan tulang tubuh menahan beban dan penguatan otot.
Selain olahraga ringan, jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin yang cukup. Asupan vitamin yang diperlukan bagi penderita osteoporosis, antara lain vitamin D, C, B6, B12, dan folat. Sementara mineral yang dibutuhkan, seperti magnesium dan kalsium.
Sementara itu, penanganan penderita osteoarthritis terbilang lebih rumit karena sifatnya simtomatik, kadang tergantung derajat kerusakan sendinya. Untuk mengurangi rasa nyeri, suntikan kortikosteroid lokal perlu diberikan kepada penderitanya.
"Tapi, ada baiknya kortikosteroid jangan diberikan secara oral kepada penderita pengapuran karena tulang akan semakin menjadi keropos," tandas Mulyadi.
Penderita pengapuran juga dapat melakukan pemanasan atau fisioterapi di permukaan kulit, di atas sendi yang mengalami gangguan, antara lain dengan gelombang pendek atau gelombang ultra suara, hingga pemanasan melalui media air atau hydrotherapy.
Asupan Omega 3 yang banyak ditemukan dari ikan, seperti salmon, tuna, serta ikan teri, bagus untuk dikonsumsi penderita osteoarthritis. Selain itu, buah pisang, wortel, serta nanas juga dianjurkan untuk dikonsumsi. "Nanas itu mengandung enzim bromelin, bagus untuk mengurangi radang sendi," tutur Suhanto.